Cara Menangkap dan Membunuh Tikus
Tulisan ini adalah ringkasan penulis atas kedua pernyataan di atas, dimana kondisi penulis yang melihat ibu selalu terganggu akibat makanannya dicuri, digrogoti dan atau akibat ulah keonaran tikus lainnya. Bahkan tangan penulis sempat terdapat bekas gigitan, dua gigi depan tikus yang penulis yakin, penulis digigit ketika sedang tidur. Semoga Allah SWT menjauhkan penulis dari segala macam penyakit yang dibawanya dalam gigitan ini. Amin.
Dan disisi lain, bagaimanapun juga tikus adalah binatang ciptaan Allah SWT dan termasuk salah satu binatang yang menjijikkan. Untuk membunuh tikus, tidak hanya berani, namun juga harus melawan rasa jijik, tidak tega, serta harus sesuai aturan yang benar.
Untuk menangkapnya, penulis lebih memilih untuk manangkap tikus menggunakan jeruji jebakan. Alasannya, cara ini adalah cara yang menurut penulis paling tepat dan terbaik, dibanding menggunakan racun, lem atau jebakan penjepit tikus.
Racun Tikus
Jika menggunakan racun dan racun tidak terlalu keras, selain berbahaya bagi manusia yang memasang umpan itu sendiri, tikus dimungkinkan dapat mati ditempat yang sulit dijangkau manusia, ketika racun bekerja. Dan jika bangkai tikus tidak dapat diambil, maka sudah pasti baunya akan mengganggu sampai berhari-hari.
Kecuali racun tikus yang digunakan bersifat racun yang keras, seperti racun untuk babi hutan.
Disatu sisi mungkin tikus akan langsung mati dalam hitungan detik setelah memakan umpan, tetapi di sisi lain semakin keras racun yang digunakan, semakin membahayakan bagi manusia yang memasang umpan tersebut, atau bagi binatang lain, seperti kucing yang memakan bangkai tikus sebelum dibersihkan manusia. Sehingga menurut penulis, bukanlah cara praktis dan aman menggunakan metode racun.
Lem Tikus
Sesuai pengalaman orang lain yang penulis dengar, menangkap tikus dapat menggunakan lem.
Konon, kehebatan lem tikus dapat menjerat gajah sekalipun. Sehingga dengan lem, tidak hanya menjerat, sekaligus dapat membunuh tikus yang terperangkap di dalamnya.
Kelemahan menggunakan metode ini, selain sedikit ribet mempersiapkannya, jika cara mengambil bangkai tikus pada bagian papan jebakan lem tidak bersih, bau tikus yang telah mati sebelumnya, dapat membuat tikus-tikus yang masih hidup, seakan tahu dan cenderung menghindari jebakan.
Oleh karena itu, tikus yang terjerat, hendaknya dibersihkan dengan cara memutar-mutar, melumat dan sebisa mungkin membersihkan pada bagian lem yang tersentuh bau tikus mati.saja, sehingga bagian lem yang belum tersentuh dapat digunakan kembali.
Berbicara mengenai polusi, penulis belum tahu adakah polusi yang di sebabkan oleh lem. Jika lem tikus termasuk bahan yang non-degredable, maka hendaknya sebagai pencinta lingkungan, penggunaan lem dijauhi. Karena selain membuat bangkai tikus menjadi lebih lama terurai, bahan lem dapat mencemari tanah tempat membuang bangkai tikus.
Penjepit Tikus
Salah satu cara menagkap tikus, sekaligus membunuhnya adalah dengan menggunakan jebakan penjepit tikus.
Mungkin dengan penjepit adalah cara yang tepat membunuh tikus secara cepat dan sesuai ajaran agama. Selain tikus dibunuh dengan cepat dan diremukkan sampai tulang belulangnya, jika dalam kondisi mati, manusia yang jijik sekalipun akan lebih berani ketika mengurusi bangkainya.
Penulis beberapa kali menggunakan metode ini, namun terdapat beberapa kelemahan yang mengakibatkan penulis memilih cara yang lain.
Salah satu kelemahannya adalah dengan kuatnya penjepit, tidak hanya berbahaya bagi tikus, juga berbahaya bagi manusia dan binatang lainnya.
Dan pernah pada suatu hari, ada kucing membawa bangkai tikus yang masih terjepit di jebakan. Kucing tidak hanya membawa bangkai, namun juga jebakan penjepitnya sekaligus. Dan sudah pasti jebakan jepitnya, setelah itu hilang entah dimana karena dibawa.
Jebakan Jeruji Tikus
Cara terakhir yang menurut penulis efektif adalah dengan menggunakan jebakan jeruji tikus. Selain aman bagi manusia dan binatang lain, dengan dijeruji kontak manusia dengan tikus akan lebih minimal.
Jeruji yang penulis pakai, adalah jeruji yang mempunyai berat dan kekuatan melebihi gigitan tikus.
Perlu diingat bahwa tikus mampu melubangi kayu dan bahkan tembok. Sehingga jika bahan rangka jeruji dari bahan yang biasa-biasa saja dan ringan, tikus masih berpotensi untuk dapat lolos melarikan diri.
Tikus yang terjebak, berarti adalah tikus yang masih hidup, kemudian bagaimana cara membunuhnya?
Dalam Islam, tikus adalah termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh. dikisahkan Rasulullah SAW memberikan gambaran, bahwa tikus dapat dijadikan alat oleh setan untuk membakar rumah kaum mukminin.
Dengan alasan di atas, penulis berani untuk membunuh tikus. Selain itu juga, karena jumlah tikus yang sudah cukup banyak dan mengganggu, penulis berani mengambil tindakan pembunuhan tersebut. Dan tentu dengan cara yang menurut penulis paling benar.
Cara yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah sebisa mungkin pembunuhan dilakukan dalam sekali pukulan. Dengan kata lain tidak boleh melakukan penyiksaan.
Sayangnya penulis bukan orang yang berhati keras untuk memukul tikus sampai mati. Apalagi dengan sekali pukulan. Sehingga penulis memilih cara lain, yaitu dengan menenggelamkan tikus yang sudah terjebak dijeruji jebakan.
Alasan penulis memilih cara ditenggelamkan, sebagaimana telah disinggung di atas, kontak dengan tikus lebih sedikit dibanding cara lain. Terutama karena letak rumah penulis yang dekat dengan sungai.
Aliran sungai yang cukup deras, setelah tikus mati, penulis hanya tinggal membuka pintu jeruji, dan membiarkan bangkai tikus hanyut bersama arus sungai tersebut. Sehingga penulis tidak perlu bersentuhan dengan tikus, dan dengan cara ini semoga tikus juga lebih cepat terurai oleh siklus alam, dan mungkin dapat menjadi makanan ikan-ikan kecil disungai tersebut.
Apakah menenggelamkan termasuk penyiksaan? Sampai tulisan ini ditulis, penulis rasa ini cara yang terbaik membunuh tikus.
Menggunakan metode penyembelihan pun, penulis rasa masih terdapat juga unsur penyiksaan.
Seperti yang diketahui jika melihat penyembelihan binatang ternak untuk dikonsumsi, diharuskan dengan menggunakan pisau yang tajam. Dengan tujuan tidak lain agar binatang tersebut tidak tersiksa dan segera mati. Dapat disimpulkan, semakin tidak merasakan penyiksaan, semakin baik cara pembunuhan binatang tersebut.
Sehingga dapat dianalogikan, jika tikus dibunuh, dengan cara yang sampai tikus itu sendiri tidak sadar kalau dirinya telah mati. Maka cara itulah yang terbaik untuk membunuh tikus, dibanding dengan cara ditenggelamkan di atas.
Mungkin suatu saat nanti ada ilmuwan yang dapat menciptakan suatu kotak, yang khusus digunakan untuk mengurai tikus menjadi udara dalam hitungan waktu hanya dalam milidetik. Penulis akan dengan senang hati membelinya, meskipun membutuhkan energi yang tinggi dan hanya untuk keperluan pelenyapan tikus tersebut.
Advertisement
Melihat tikus adalah binatang omnivora (pemakan segala) dan daya tahan tubuhnya yang kuat, bisa saja dalam tubuh tikus terdapat obat penawar bagi suatu penyakit tertentu.
Jadi untuk pelenyapan tikus, hendaknya jangan terlalu berlebihan.
Demikian pengalaman penulis berburu dengan tikus, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Alasan penulis memilih cara ditenggelamkan, sebagaimana telah disinggung di atas, kontak dengan tikus lebih sedikit dibanding cara lain. Terutama karena letak rumah penulis yang dekat dengan sungai.
Aliran sungai yang cukup deras, setelah tikus mati, penulis hanya tinggal membuka pintu jeruji, dan membiarkan bangkai tikus hanyut bersama arus sungai tersebut. Sehingga penulis tidak perlu bersentuhan dengan tikus, dan dengan cara ini semoga tikus juga lebih cepat terurai oleh siklus alam, dan mungkin dapat menjadi makanan ikan-ikan kecil disungai tersebut.
Apakah menenggelamkan termasuk penyiksaan? Sampai tulisan ini ditulis, penulis rasa ini cara yang terbaik membunuh tikus.
Menggunakan metode penyembelihan pun, penulis rasa masih terdapat juga unsur penyiksaan.
Seperti yang diketahui jika melihat penyembelihan binatang ternak untuk dikonsumsi, diharuskan dengan menggunakan pisau yang tajam. Dengan tujuan tidak lain agar binatang tersebut tidak tersiksa dan segera mati. Dapat disimpulkan, semakin tidak merasakan penyiksaan, semakin baik cara pembunuhan binatang tersebut.
Sehingga dapat dianalogikan, jika tikus dibunuh, dengan cara yang sampai tikus itu sendiri tidak sadar kalau dirinya telah mati. Maka cara itulah yang terbaik untuk membunuh tikus, dibanding dengan cara ditenggelamkan di atas.
Mungkin suatu saat nanti ada ilmuwan yang dapat menciptakan suatu kotak, yang khusus digunakan untuk mengurai tikus menjadi udara dalam hitungan waktu hanya dalam milidetik. Penulis akan dengan senang hati membelinya, meskipun membutuhkan energi yang tinggi dan hanya untuk keperluan pelenyapan tikus tersebut.
Penutup
Meskipun tikus adalah binatang yang dibolehkan untuk dibunuh, mengganggu, perusak atau semacamnya, Tuhan pasti menciptakan tikus ada manfaatnya bagi manusia, yang penulis belum mengetahui hal tersebut.Melihat tikus adalah binatang omnivora (pemakan segala) dan daya tahan tubuhnya yang kuat, bisa saja dalam tubuh tikus terdapat obat penawar bagi suatu penyakit tertentu.
Jadi untuk pelenyapan tikus, hendaknya jangan terlalu berlebihan.
Demikian pengalaman penulis berburu dengan tikus, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Komentar
Posting Komentar