Programmer tidak Butuh Pindah Ibu Kota


ilustrasi Jakarta, Sumber: Fuzz-Pixabay.com

Satu hal yang menarik tentang kebijakan pemerintah masa presiden Joko Widodo, mengenai pindah ibu kota ke Kalimantan. Menurut penulis, langkah tersebut sepertinya hanya pemborosan keuangan negara.

Penulis adalah seorang programmer dan berwarga negara Indonesia, yang membuat aplikasi dan game Android di Play Store, dan lebih sering mendapat pekerjaan secara freelance dan tanpa perlu tatap muka dengan klien secara langsung.

Dengan kemajuan jaman dan internet sekarang ini, harusnya pemerintah tahu dan bukan sibuk melakukan pembangunan baru lagi. Melainkan mengembangkan infrastruktur yang sudah ada, terkait "internet of things".

Penulis masih ingat ketika awal pemerintahan Bapak Joko Widodo. Beliau "care" dengan perkembangan jaman, terutama internet. Beliau mendukung Industri Kreatif, bahkan mendapat kunjungan dan blusukan langsung bersama pendiri Facebook Mark Zuckerberg.

Disamping itu, selama masa pemerintahan beliau, beberapa kasus terkait Telegram, perkembangan aplikasi berbasis online seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan lainnya, seharusnya sudah dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi negara, bahwa untuk bekerja, saat ini tidak semua orang harus turun langsung ke lapangan.

Tidak perlu ke kantor, ke tempat proyek, dan mayoritas pekerjaan sudah dapat dilakukan dari belakang meja.

Dengan gebrakan awal masa pemerintahan yang seperti itu, dibandingkan dengan kebijakan yang seolah berorientasi pada pembangunan yang terlihat mata saja. Penulis akan sangat kecewa jika kebijakan ini hanya untuk mendapat citra baik dari masyarakat. Yaitu pembangunan masyarakat secara fisik, bukan secara digital (sesuai masa yang seharusnya).

Padahal, hutang negara kita masih banyak, dan terjadi bencana dimana-mana.

Bagi penulis, sudah cukuplah membangun atau apapun itu. Saat sekarang ini alangkah baiknya uang negara (uang pajak yang kami setorkan melalui djponline.pajak.go.id) digunakan untuk kepentingan yang lebih berguna selain hanya bangunan baru.

Contohnya untuk ujian nasional online SD, SMP dan SMA saja, banyak sekolah yang masih dibatasi masalah bandwidth, sehingga ujian tidak bisa dilakukan secara realtime. Bahkan dibeberapa sekolah swasta, sampai-sampai mereka meminjam laptop siswa untuk hanya menyelenggarakan ujian, karena mereka memang tidak memiliki Lab komputer.

Menurut penulis, lebih baik dikaji terlebih dahulu seberapa pentingkah pindah ibu kota, apakah hanya untuk ego, atau kepentingan menghabiskan uang negara?

Jujur, bagi developer Android seperti penulis, ibu kota berada di manapun tidak ada masalah. Nyatanya penulis tidak butuh kantor, seragam, sepatu pantoefel, jam kerja dan hal umum lainnya yang agar terlihat sedang bekerja.

Yang terpenting bagi penulis adalah laptop, listrik dan koneksi internet. Penulis membuat produk dari rumah, berkomunikasi dengan klien melalui aplikasi chatting, transaksi keuangan dengan mobile banking, dan keluar kota lebih banyak untuk kepentingan keluarga.

Penulis yakin di masa mendatang akan lebih banyak lagi warga negara Indonesia, yang bekerja atau lapangan pekerjaan seperti penulis.

Sehingga alangkah baiknya jika pembangunan itu mengikuti perkembangan teknologi, bukan kebutuhan.

Perkembangan teknologi berorientasi mengurangi campur tangan manusia dalam pekerjaan, bukan menambah SDM.

Komentar



Postingan populer dari blog ini

Apps Script untuk Cetak Sertifikat

Kebodohan Karyawan Menyalahkan Sistem

Kode Apps Script MailApp untuk Form Mengirimkan Email

Checking Data yang Belum Dimasukkan dalam Daftar Menggunakan Query Google Sheet

Generate Karakter Acak dan Menempatkannya di Sel Google Sheets dengan Apps Script

Menyembunyikan Failed Load Images di Blogger

Algorithma Bilangan Prima dengan Javascript

Apps Script untuk Mengirimkan Notifikasi Approval

Mencoba Submit Theme di Wordpress.org

Menghapus Baris di Google Sheets yang Memiliki Sel Kosong dengan Apps Script