Sedikit Pandangan tentang Pelatihan Bersertifikasi

Sebuah percakapan menarik dengan salah satu pengguna Facebook.

Beliau menilai bahwa aplikasi Edugameapp buatan penulis sebenarnya layak digunakan sebagai pendamping bahan ajar guru di sekolah. Dan kalau bisa, dibuat semacam pelatihan yang bersertifikasi.
"Misal ada minat ke arah pendidikan mah, bisa buat bahan alat peraga pendamping pembelajaran online, khususnya SMK".
Artinya menurut beliau, perlu diberikannya bukti cetak hitam di atas putih (sertifikat), agar aplikasi-aplikasi penulis lebih dicari oleh masyarakat. Seperti oleh sekolah-sekolah yang memiliki jurusan yang berkaitan dengan presisi alat ukur atau analis kimia.
Bagus nya sih tanpa iklan, Alternatif income nya lewat pelatihan & sertifikasi, Lbh ke persiapan dunia kerja, Atau uji kompetensi keahlian
Ada tiga hal yang penulis ingin ulas di sini:

Pertama, untuk menjadikannya semacam pelatihan, penulis perlu membangun aplikasi-aplikasi Edugameapp penulis menjadi sebuah sistem database.

Misalnya, ketika pengguna telah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan app, dan telah mencapai suatu target nilai tertentu, maka pengguna itu berhak mendapatkan sertifikasi digital, dengan token unik tertentu di database.

Sehingga dengan token unik tersebut, pengguna dapat menunjukkan kepada orang/pihak ketiga, tentang pencapaiannya dengan bukti sertifikat, sesuai nama yang di daftarkannya.

Tentu penulis harus mendaftarkan sistem ini sebagai media sertifikasi yang didaftarkan di BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Dan dengan pekerjaan penulis yang sekarang, yang menjadi tenaga kontrak web developer, hal itu akan butuh waktu lama, atau bahkan tidak mungkin.

Kedua, terkait dengan iklan, dengan saran menjadikan app sebagai pelatihan di atas, beliau juga menyarankan agar aplikasi penulis dibuat tidak beriklan. Sehingga monetize sepenuhnya dari pelatihan.

Dengan adanya iklan, pasti banyak pengguna yang merasa terganggu. Terutama jika pengguna itu adalah siswa usia sekolah menengah. Bahkan bisa jadi, akan adanya iklan yang tampil tidak sesuai umur pengguna.

Menurut pengalaman, penulis yakin jika pendapatan dan resiko dengan iklan, jauh lebih mudah dibanding dengan mengadakan pelatihan.

Dalam gambaran penulis, jika itu pelatihan maka nanti penulis harus menyewa server, membutuhkan SDM untuk membantu menjalankan bisnis, mengikuti ragam akreditasi, maintenance app, memastikan tes itu murni bukan hasil joki, dan lain sebagainya, yang menurut penulis akan lebih menyita waktu.

Sedangkan jika menampilkan iklan, maka penulis akan tetap dapat bersolo karier, lebih banyak berpasrah diri, lebih banyak waktu luang, tidak terlalu 'ngoyo' dan entah berapa pendapatan yang akan diterima tiap bulan berdasarkan jumlah klik dan impresi.

Artinya, penulis serahkan kepada pengguna,
"Mau menggunakan silahkan, mau tidak menggunakan juga silahkan".
Kalau pun ada yang ingin tidak melihat iklan, penulis telah memberikan pilihan untuk berlangganan untuk tidak menampilkan iklan, dengan harga rata-rata USD 1 saja tiap tahun.

Sedangkan dari sisi penyedia iklan yang disini Adsense, penulis telah men-setting sedemikian rupa, sehingga iklan diusahakan tampil sesuai umur pengguna (Setting Iklan Admob untuk Game Anak-anak).

Ketiga, sertifikat itu sama dengan ijazah, dan penulis tidak suka kenapa di Indonesia ini, semua diukur dengan ijazah.

Dan penulis yakin, dengan ijazah/sertifikasi semacam inilah yang menyebabkan negara ini tidak berkembang, dengan terlalu banyak mengeluarkan belanja negara, hanya untuk menggaji SDM yang tidak sesuai dengan ijazah/sertifikasi yang dipegangnya.

Komentar



Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Source Code Greenfoot

Game TicTacToe dengan Greenfoot

Algorithma Coretan Abstrak dengan HTML5 Canvas

Cara Membuat Halaman HTML Sederhana

Kode Greenfoot Game Snake Sederhana

Honeycomb Style Wallpaper dengan HTML5 Canvas

Ganti Kartu ATM BNI yang Rusak

Tips Agar Website Anda Segera di Terima oleh Google Adsense dan di-Monetize

Selamatan Latar Glundengan Bubuk Banyuwangi

Menggunakan JSON di Netbeans 8.2