Mencoba Gadai di Pegadaian


Tulisan ini, adalah cerita pengalaman pertama penulis, mencoba menggadaikan barang di pegadaian.

Awalnya, adalah karena penulis dititipi membeli laptop, karena tidak sesuai dengan keinginan yang dititipi, akhirnya penulis mencoba mendapatkan uangnya kembali dengan cara menggadaikan.

Sebenarnya bukan masalah salah pembeliannya, tetapi mengkomunikasikan tipe, spesifikasi, originalitas akan sangat susah menjelaskan antara pengalaman dan baru.

Dan kemampuan penulis belum sampai disitu. Padahal komunikasi menawarkan barang itu penting dalam dunia marketing.

Kenapa memilih digadaikan?

Karena laptopnya bagus, sesuai hati penulis pribadi dan sayang kalau dijual kembali, dan penulis berniat untuk memilikinya sendiri.

Sedangkan kala itu, gaji penulis belum saatnya keluar, dan disisi lain penulis berkewajiban segera untuk mengganti uang yang sudah terlanjur dibelanjakan.

Setelah memastikan bahwa barang elektronik dapat digunakan sebagai barang jaminan di website pegadaian.co.id, apalagi baru, dengan PD penulis mengira paling tidak akan dapat meminjam 80% dari harga asli laptop yang seharga 7.5jt.

Ternyata, setelah konsultasi dan tatap muka dengan pihak pegadaian, dana yang dapat dipinjam, maksimum 1.5jt saja (sekitar 20%).

Kata mereka, untuk barang elektronik, mereka sudah ada patokannya sendiri. Untuk Core i3, Core i5, dan Core i7 sudah ada patokan harganya masing-masing.

Begitu juga dengan merek, untuk laptop sama-sama Core i3 merek Lenovo, Apple, HP, Asus dan lain sebagainya, masing-masing juga sudah ada patokan harga sendiri.

Dan satu aturan penting lagi, apapun barangnya, yang masuk di pegadaian, akan selalu dianggap sebagai barang bekas (second). Meskipun itu kondisi baru, dan buka segelnya di pegadaian sekalipun.

Sebenarnya penulis ingin mendebat, tapi penulis juga harus sadar diri. Kalaupun penulis menjelaskan Core i3 itu ada beberapa generasi, dan berbeda kecepatan, siapa tahu sebenarnya pedoman mereka jauh lebih lengkap dari yang disangka penulis. Terlebih pedoman itu seperti sebuah aturan, tidak akan bisa di langgar dan itu sudah pasti dalam suatu instansi/perusahaan.

Penulis sebenarnya telah mengerti hal tersebut. Bagaimanapun juga, mereka menjalankan bisnis, dan bisnis tidak boleh merugi, dan memang seperti itulah model bisnis pegadaian.

Dan tidak dipungkiri lagi, kesalahan juga memang sebenarnya terletak pada penulis. 

Penulis membelanjakan laptop adalah sesuai kesenangan hati penulis yang memang bekerja sebagai developer app dan game Android.

Dengan laptop Core i3 2.7 GHz generasi 7, dan Ram 8GB DDR4, bagi penulis untuk bekerja sudah lebih dari cukup dan berkelas. Dan jika pemesan meminta versi yang lebih, Core i7 misalnya, itu adalah kesalahan penulis, kenapa tidak ditanyakan lebih dahulu, dan itu sudah menjadi resiko.

Setidaknya dengan pengalaman ini, penulis mendapat laptop yang baru dan mengetahui bagaimana cara menggadaikan barang di pegadaian.

Dan penulis disarankan oleh satpam penjaga pegadaian, harusnya menggadaikan barang itu seperti perhiasan saja, dibanding barang elektronik, harganya lebih tinggi dan hampir tidak pernah turun.

Komentar



Postingan populer dari blog ini

Apps Script untuk Cetak Sertifikat

Kebodohan Karyawan Menyalahkan Sistem

Kode Apps Script MailApp untuk Form Mengirimkan Email

Checking Data yang Belum Dimasukkan dalam Daftar Menggunakan Query Google Sheet

Generate Karakter Acak dan Menempatkannya di Sel Google Sheets dengan Apps Script

Menyembunyikan Failed Load Images di Blogger

Algorithma Bilangan Prima dengan Javascript

Apps Script untuk Mengirimkan Notifikasi Approval

Mencoba Submit Theme di Wordpress.org

Menghapus Baris di Google Sheets yang Memiliki Sel Kosong dengan Apps Script