Domisili, Persyaratan Utama KPR Subsidi
Bagaimanapun juga, kesesuaian alamat adalah persyaratan utama Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Misalnya untuk perumahan di daerah Malang, maka yang bisa mengajukan KPR subsidi, adalah pemohon KPR dengan alamat Malang di KTP-nya.
Semula penulis tidak percaya, tetapi setelah penulis mengalami sendiri, ternyata hal tersebut benar.
Awalnya, dalam sebuah pameran perumahan, dan mungkin usaha pihak sales, bagaimana mereka mendapatkan nasabah, penulis menyutujui pengambilan KPR rumah subsidi, waktu itu seharga 130jt, dengan uang muka 1 juta.
Kata sales, meskipun penulis bekerja freelance, yang tidak berpenghasilan tetap dan beralamat KTP di luar Malang, penulis masih bisa mendapatkan rumah subsidi.
Tanpa sepengetahuan penulis, rumah pesanan penulis pun dibangun, dan jadi dalam hitungan 3 bulan.
Selama itu pula, penulis mengurus segala persyaratan pemberkasan, dan semuanya, penulis usahakan seasli mungkin.
Asli yang dimaksud disini, berkas seperti keterangan belum memiliki rumah di tempat asal sesuai KTP, benar-benar dari desa.
Begitu juga dengan slip gaji dan surat kontrak tempat penulis bekerja, penulis meminta sesuai prosedur, dengan tanda tangan direktur asli.
Nyatanya, hal yang penulis prediksikan terjadi.
Pertama, terjadi masalah terkait pekerjaan penulis.
Gaji penulis tidak memenuhi target untuk mengajukan permohonan kredit.
Rumah subsidi, rata-rata nominal cicilannya sampai satu juta perbulan. Padahal waktu itu, gaji penulis perbulan hanya satu juta rupiah saja.
Pihak sales dan penulis, berusaha sedemikian rupa, sampai-sampai gaji penulis dari Adsense, yang waktu itu belum seberapa, penulis masukkan sebagai gaji tambahan, untuk mendongkrak kemampuan finansial penulis.
Dan cara tersebut gagal.
Akhirnya, cara sales terakhir yang sebenarnya penulis juga tidak setuju, adalah dengan memarkup gaji penulis.
Gaji penulis dimanipulasi sampai 3 juta rupiah, di tempat penulis bekerja, dengan memalsu tanda tangan direktur penulis.
Penulis pun baru mengetahuinya ketika tahap wawancara di bank.
Oleh pihak sales, penulis di beri copy berkas pemalsuan gaji penulis, dan diminta berbohong ke pihak pewawancara bank.
Penulis sebenarnya tidak setuju dengan hal tersebut, namun karena memang menginginkan permohonan KPR penulis diterima, penulis pun mengikuti alurnya saja.
Kedua, dari hasil wawancara, penulis berhasil mendapatkan SP3 pinjaman KPR penulis disetujui, tetapi muncul masalah baru, karena beralamat diluar Malang, SP3 penulis bukan KPR subsidi, melainkan KPR komersil, dengan bunga antenuasi, dan perlu menambah biaya sampai 40jt.
Melihat kondisi tersebut, sales memberikan solusi kepada penulis untuk menyertakan nama kerabat penulis yang bedomisili di Malang.
Untuk kesekian kalinya, sales meyakinkan bahwa KPR penulis pasti akan berhasil.
Dilain sisi, seseorang teman berkata penulis, bisa saja, SP3 yang telah diterima penulis tersebut sebenarnya adalah penolakan dari pihak bank.
Menurut dia, pihak bank tidak boleh menolak secara langsung, dan memang seperti itulah prosedurnya.
Bank sengaja memasang tarif cicilan tinggi, supaya pihak pemohon mundur dengan sendirinya.
Kalaupun memang berhasil, itu keuntungan dari pihak bank, dan pasti yang tersiksa adalah pihak pemohon sendiri.
Sehingga teman penulis tersebut menyarankan untuk menyudahi/membatalkannya saja sebelum akad KPR terjadi.
Mendengar saran tersebut, penulis menjadi sangat yakin, jika memang kesesuaian domisili adalah syarat utama pengajuan KPR subsidi.
Sehingga dengan melihat apa yang dilakukan pihak sales sebelumnya, Dengan berat hati, penulis pun membatalkan permohonan KPR denga resiko uang yang telah masuk, tidak dapat ditarik kembali.
Dan untuk melindungi pihak sales, Malang ditulisan ini, bukanlah tempat yang sebenarnya.
Misalnya untuk perumahan di daerah Malang, maka yang bisa mengajukan KPR subsidi, adalah pemohon KPR dengan alamat Malang di KTP-nya.
Semula penulis tidak percaya, tetapi setelah penulis mengalami sendiri, ternyata hal tersebut benar.
Awalnya, dalam sebuah pameran perumahan, dan mungkin usaha pihak sales, bagaimana mereka mendapatkan nasabah, penulis menyutujui pengambilan KPR rumah subsidi, waktu itu seharga 130jt, dengan uang muka 1 juta.
Kata sales, meskipun penulis bekerja freelance, yang tidak berpenghasilan tetap dan beralamat KTP di luar Malang, penulis masih bisa mendapatkan rumah subsidi.
Tanpa sepengetahuan penulis, rumah pesanan penulis pun dibangun, dan jadi dalam hitungan 3 bulan.
Selama itu pula, penulis mengurus segala persyaratan pemberkasan, dan semuanya, penulis usahakan seasli mungkin.
Asli yang dimaksud disini, berkas seperti keterangan belum memiliki rumah di tempat asal sesuai KTP, benar-benar dari desa.
Begitu juga dengan slip gaji dan surat kontrak tempat penulis bekerja, penulis meminta sesuai prosedur, dengan tanda tangan direktur asli.
Nyatanya, hal yang penulis prediksikan terjadi.
Pertama, terjadi masalah terkait pekerjaan penulis.
Gaji penulis tidak memenuhi target untuk mengajukan permohonan kredit.
Rumah subsidi, rata-rata nominal cicilannya sampai satu juta perbulan. Padahal waktu itu, gaji penulis perbulan hanya satu juta rupiah saja.
Pihak sales dan penulis, berusaha sedemikian rupa, sampai-sampai gaji penulis dari Adsense, yang waktu itu belum seberapa, penulis masukkan sebagai gaji tambahan, untuk mendongkrak kemampuan finansial penulis.
Dan cara tersebut gagal.
Akhirnya, cara sales terakhir yang sebenarnya penulis juga tidak setuju, adalah dengan memarkup gaji penulis.
Gaji penulis dimanipulasi sampai 3 juta rupiah, di tempat penulis bekerja, dengan memalsu tanda tangan direktur penulis.
Penulis pun baru mengetahuinya ketika tahap wawancara di bank.
Oleh pihak sales, penulis di beri copy berkas pemalsuan gaji penulis, dan diminta berbohong ke pihak pewawancara bank.
Penulis sebenarnya tidak setuju dengan hal tersebut, namun karena memang menginginkan permohonan KPR penulis diterima, penulis pun mengikuti alurnya saja.
Kedua, dari hasil wawancara, penulis berhasil mendapatkan SP3 pinjaman KPR penulis disetujui, tetapi muncul masalah baru, karena beralamat diluar Malang, SP3 penulis bukan KPR subsidi, melainkan KPR komersil, dengan bunga antenuasi, dan perlu menambah biaya sampai 40jt.
Melihat kondisi tersebut, sales memberikan solusi kepada penulis untuk menyertakan nama kerabat penulis yang bedomisili di Malang.
Untuk kesekian kalinya, sales meyakinkan bahwa KPR penulis pasti akan berhasil.
Dilain sisi, seseorang teman berkata penulis, bisa saja, SP3 yang telah diterima penulis tersebut sebenarnya adalah penolakan dari pihak bank.
Menurut dia, pihak bank tidak boleh menolak secara langsung, dan memang seperti itulah prosedurnya.
Bank sengaja memasang tarif cicilan tinggi, supaya pihak pemohon mundur dengan sendirinya.
Kalaupun memang berhasil, itu keuntungan dari pihak bank, dan pasti yang tersiksa adalah pihak pemohon sendiri.
Sehingga teman penulis tersebut menyarankan untuk menyudahi/membatalkannya saja sebelum akad KPR terjadi.
Mendengar saran tersebut, penulis menjadi sangat yakin, jika memang kesesuaian domisili adalah syarat utama pengajuan KPR subsidi.
Sehingga dengan melihat apa yang dilakukan pihak sales sebelumnya, Dengan berat hati, penulis pun membatalkan permohonan KPR denga resiko uang yang telah masuk, tidak dapat ditarik kembali.
Dan untuk melindungi pihak sales, Malang ditulisan ini, bukanlah tempat yang sebenarnya.
Komentar
Posting Komentar