Anti Library Pihak Ketiga

Ilustrasi kode program (Sumber: Pixabay/StockSnap)

Dalam membangun sebuah software, dikarenakan keterbatasan kemampuan, biasanya developer memilih dengan mengambil library pihak ketiga.

Contohnya, pada Java Development Kit (JDK) belum disupport konversi dari file gambar ke bentuk PDF.

Maka dari itu developer Java, menggunakan library PDF konverter yang dapat ditemui online, seperti iText.

Hal ini tidak salah, namun terdapat kelemahan yang bisa jadi itu adalah bom waktu yang dapat membunuh aplikasi yang dibangun oleh developer itu sendiri.

Prinsip

Berdasarkan pengalaman, seringkali library pihak ketiga yang penulis gunakan dalam aplikasi penulis, terdapat tiga kelemahan yang menyebabkan jika library tersebut mati, maka mati pula aplikasi atau software penulis.

Kelemahan tersebut adalah:

• Tidak dikembangkan lagi oleh developer asli
• Termasuk produk gagal
• Ujung-ujungnya berbayar

Ketiga kelemahan di atas, adalah hal yang menyebabkan penulis mengambil prinsip untuk tidak pernah lagi menggunakan library pihak ketiga, dalam setiap aplikasi penulis, selain library bawaan dari compiler itu sendiri.

Sehingga, jika tidak terpaksa, selama penulis masih bisa membuatnya sendiri, penulis akan membangun library itu sendiri.

Keuntungan

Keuntungan membuat library sendiri adalah setidaknya memperpanjang waktu hidup aplikasi atau software penulis.

Selain itu kemampuan penulis dalam pemrograman juga semakin meningkat.

Dan yang lebih penting lagi untuk masalah distribusi, atau untuk dijual lagi misalnya, tidak terlalu ribet dan tidak perlu menghamburkan uang untuk membeli lisensi dari compiler.

Dengan coding yang dibuat sendiri, tentu penulis tidak perlu takut melanggar hak cipta.

Hanya resikonya, pembuatan aplikasi lebih lama, bahkan melebihi dari target.

Hal itu adalah salah satu karakter penulis.

Yang mana, harapannya dengan menghargai karya orang lain, orang lain juga akan menghargai karya penulis.